Penyebab Gas dalam Perut




Pertama kali mengadopsi pola makan tinggi serat, Anda mungkin merasakan sejumlah besar gangguan yang penting dalam proses pencernaan: gas. Buang gas merupakan salah satu panggilan alam yang seringkali memalukan karena suka tidak dapat disembuyikan, entah karena bunyinya, atau baunya, atau malah keduanya. Apa penyebab gas dalam perut?

Setiap orang memiliki gas. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, sangat normal jika seseorang buang gas sekitar 14 kali dalam sehari dan menghasilkan 550-2.200 ml gas se­tiap hari.

Gas tertentu dapat timbul hanya karena menelan udara saat Anda ma­kan dengan cepat, minum melalui sedotan, mengunyah permen karet, atau mengonsumsi minuman bersoda — tetapi sebagian besar gas jenis ini segera keluar sebagai sendawa. Tetapi, gas yang tetap tinggal merupakan hasil alami dari proses pemecahan makanan oleh bakteri "baik" yang hidup di da­lam kolon kita. Bakteri ini membantu mencerna makanan yang tidak dapat diproses oleh lambung atau usus halus. Namun, dalam proses ini, dihasilkan gas hidrogen, karbon dioksida, dan kadang gas metana yang berbau menyengat, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh sebagai sampah — kadang juga menyebabkan orang-orang yang kita kasihi keluar dari ruangan pada saat yang sama.

Untuk setiap 10 gram (dua sendok teh) serat yang Anda makan, bakteri usus Anda rata-rata memproduksi satu liter gas sebagai produk sampingan proses fermentasi. Itu sebabnya mengapa mengonsumsi serat dapat menyebabkan perut lebih kembung, membesar, atau menonjol. Jika Anda menambahkan serat dalam pola makan, mulailah dengan jumlah kecil (sekitar tiga sampai lima gram setiap hari) dan tambahkan dosisnya secara bertahap.

Setiap orang memiliki keseimbangan bakteri yang berbeda di dalam ususnya, dan karena itulah beberapa orang memiliki kandungan gas lebih banyak daripada yang lainnya. Juga, beberapa orang memproduksi lebih banyak metana sementara orang lain tidak, sehingga gas yang dihasilkan lebih berbau tajam. Meskipun umumnya tidak berbahaya, gas dapat menyebabkan ketidaknyamanan jika memenuhi kolon dan menekan perut — itu sebabnya bukan hanya Anda yang berpikir bahwa buang gas terasa sangat nyaman.

Bagi kebanyakan orang, kadar gas yang memalukan tersebut jarang terjadi, dan jika terjadi, biasanya akibat makan siang berminyak atau banyak makan brokoli. Namun, beberapa orang bermasalah dengan kasus gas serius yang berkelanjutan. Salah satu penyebab yang telah dipahami adalah sindrom usus teriritasi (irritable bowel syndrome, BIS), sekumpulan gejala tanpa sebab yang jelas. Penderita IBS mungkin mengalami masalah untuk mencerna makanan tertentu, yang menimbulkan nyeri, kram, gas, diare, dan sembelit. Meskipun masih sulit menentukan makanan apa yang menyebabkan IBS, beberapa orang telah menemukan bahwa makanan tertentu (seperti cokelat atau alkohol), stres, hormon, dan gastroentritis dapat memicu kondisi ini.

Jika Anda sedang berada di tempat umum dan merasakan dorongan untuk buang gas, tidak perlu menahannya. Permisi saja ke toilet karena buang gas adalah proses alamiah tubuh. Beberapa penyebab gas dalam perut bisa dihindari dengan mengatur kapan Anda mengkonsumsi makanan-makanan yang dapat meningkatkan produksi gas. Jangan berhenti mengkonsumsi makanan berserat tinggi karena efeknya pada produksi gas perut, namun aturlah porsinya dan tingkatkan perlahan-lahan.